Dukun
dalam bahasa Arab disebut Kahin dan tukang ramal disebut 'Arraf. Pengertian
'Arraf (tukang ramal) merupakan orang yang mengaku mengetahui kejadian yang
telah lewat, yang bisa menunjukan barang yang dicuri atau tempat hilangnya
suatu barang. Pengertian Kahin (dukun) adalah: orang yang memberitakan hal-hal
yang ghaib yang akan terjadi atau sesuatu yang terkandung di hati. Jadi dalam
istilah kita dukun dan tukang ramal adalah orang yang mengaku mengetahui
kejadian yang akan datang baik itu kabar baik atau jelek, dapat menunjukan
barang yang dicuri atau tempat kehilangan suatu barang dan tahu hal-hal yang
ghaib serta sesuatu yang ada dalam hati.
Globalisasi
adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi
secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Khususnya, globalisasi
terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi dunia. Ada pula yang
mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat
kemajuan teknologi informasi.
Dalam
era globalisasi saat ini, persaingan semakin ketat baik di dalam maupun luar
negeri. Kata "Dukun" sepertinya sudah tidak asing lagi didengar oleh
kita. Dari kalangan atas sampai bawah pasti mengetahui atau bahkan percaya akan
"kekuatan" supranatural dari seorang dukun yang pernah seseorang
datangi, tidak sedikit pula yang tidak percaya akan hal-hal semacam itu.
Pada
pembahasan masalah ini, apasih arti dukun atau perdukunan itu?. Menurut
sejarah, dukun sama dengan dokter, psikiater, pengamat politik, pengaman
kebudayaan, ahli alam dan cendekiawan zaman dahulu di Indonesia.
Dalam
zaman sekarang dukun sudah di ibaratkan seperti dokter dan guru sepiritual,
karena setiap mereka-mereka yang percaya pada dukun saat merasa sakit atau
gagal pasti mereka akan pergi ke dukun dan meminta bantuan kepada mereka, yang
kemudian si pasian akan membayar ongkos pada dukun tersebut. sedangkan
perdukunan sumbernya bisa bermacam-macam, dari puasa, meditasi, bertapa atau
datang sendiri (tiban) serta adanya barang-barang gaib seperti keris, permata
dan sebagainya. Sukar untuk membedakan antara yang benar dan yang batal karena
sama-sama mujarab atau dapat menunjukkan dan menyembuhkan segala penyakit.
Seperti sulitnya membedakan antara anak hasil Nikah (benar menurut agama) dan
anak hasil Zinah (salah menurut agama/suruhan setan/iblis), sehingga kelihatannya
hampir sama.
Pada
zaman walisongo dahulu, dukun di Indonesia jika ingin menyembuhkan atau
menyelesaikan suatu permasalahan selalu bertapa/berdo'a untuk meminta petunjuk
dari Tuhan, baru setelah itu berbicara atau mencoba untuk menyembuhkan penyakit
tersebut. Tapi kenyataannya yang terjadi saat ini adalah, bisa dilihat bahwa
dukun tidak pernah meminta petunjuk Tuhan, tapi menggunakan ilmu Jin/Setan yang
membuat perdukunan menjadi disalah-artikan.
Dukun
dalam Islam memiliki artian orang yang mengetahui hal-hal gaib. (Mu'jam Wasith,
2/803). Dalam Syarh Shahih Muslin (5/22) Imam Nawawi menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan (kahin/'arraf) adalah Orang yang mengaku mengetahui peristiwa
yang akan terjadi, rahasia-rahasia gaib dan keberadaan benda-benda yang hilang
atau dicuri. Maka siapa saja yang kriterianya seperti tadi, apapun lebel dan
jabatannya, ia termasuk dukun yang dilaknat oleh agama Islam.
Di Negara
lain pun terdapat dukun hanya namanya saja yang berbeda lebih menggunakan kata
modern, mereka menyebutnya "Paranormal". Di Indonesia sendiri kini
nama tersebut sudah banyak digunakan untuk "Dukun Kelas Atas" yang
tidak ingin disebut sebagai "Dukun", padahal artinya sama saja, hanya
namanya yang berbeda. Istilah paranormal sebenarnya berarti sesuatu yang tidak
dapat dijelaskan secara ilmiah atau ghaib serta dapat pula disebut seseorang
yang mempunyai kemampuan untuk memahami, mengetahui serta mempercayai hal-hal
yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Istilah supranatural sangat erat
kaitannya dengan paranormal. Yakni sebuah istilah yang berarti tidak dapat
dijelaskan secara ilmiah dan rasional.
Ada
3 istilah yang memiliki konotasi yang berbeda untuk konteks yang mirip dengan
dukun, paranormal dan praktisi supranatural tersebut, yaitu witch atau tukang
sihir, phsychic atau cenayang dan voodoo atau dukun ilmu hitam. Dapat terlihat
bahwa tidak hanya di Indonesia saja terdapat praktik perdukunan. Praktek Perdukunan
seperti sudah menjadi sesuatu yang "Lazim" dan tidak dianggap tabu
lagi untuk diperbincangkan bahkan dipraktikan tidak sesuai dengan ajaran yang
telah ditentukan/melenceng dari arti dan fungsi sebenarnya. Praktik dukun ini dicatat
dapat menghasilkan uang/pendapatan yang besarnya tidak masuk akal hanya dengan
memberi pendapat/nasihat yang belum tentu benar terjadi.
Jika
orang-orang di era modern yang menuju era globaliasi ini sudah tidak berfikir
secara logis lagi, merekapun akan berpikiran, “Buat apa bekerja keras kalau
hanya memberikan nasihat kepada orang lain sudah mendapatkan banyak uang ?” hal
itulah yang harus kita hindari pada masa-masa sekarang ini, agar kita tidak
terjerumus dalam hal-hal negatif tersebut.
Sumber :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090210064358AABDfb7
http://rifaimovic.wordpress.com/2011/09/22/perdukunan-dalam-perspektif-islam/
http://indonesiiaku.blogspot.com/2013/04/perdukunan-dalam-era-globalisasi.html
http://rifaimovic.wordpress.com/2011/09/22/perdukunan-dalam-perspektif-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar