Laman

Minggu, 28 April 2013

HAM dan Eksistensi Negara Republik Indonesia



Kalau banyak kalangan mengatakan bahwa bangsa Indonesia telah melangkah maju dari orde yang sebelumnya, mungkin itu asumsi yang benar. Akan tetapi sesungguhnya pendapat  tersebut perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam lagi,  bukan hanya sekedar berbicara atas hasil laporan serta konsep di atas meja saja, yang kemudian dipublikasikan diberbagai media, baik cetak dan eletronik tingkat nasional maupun dunia internasional.
Melihat keberadaan suatu Negara yang dapat dikatakan Bangsa dan Negara itu disisi lain terkecuali terdapat suatu sistem pemerintahan yang dinamis, stabil, berwibawa, serta yang paling utama yaitu adanya kepastian hukum dalam hal penegakan hukum yang telah ditentukan oleh Negara tersebut.
Teori yang mengatakan bahwa keberadaan suatu Negara dan suatu Bangsa tidak akan pernah lagi diragukan keberadaanya, tentunya itu adalah benar. Bangsa Indonesia merupakan suatu Negara yang jelas dan telah diakui sejak diproklamasikan pada tanggal 17-8-1945 silam. Namun, hal tersebut merupakan suatu teori terbentuknya serta diakuinya suatu Negara. Akan tetapi keberadaan Negara tersebut bisa saja itu menjadi tidak ada ketika kehidupan didalamnya sudah tidak lagi menempatkan manusia selaku warga Negara yang harus dilindungi, diberikan haknya, kepastian hukum, perlakuan yang sama, serta penegakkan supremasi hukum tanpa pandang bulu. Sebab, Tuhan menciptakan umat manusia tidak begitu saja dibiarkan saling menghakimi satu sama lain, namun Tuhan menyusun dan mengatur umat manusia dengan menurunkan aturan-aturannya agar dapat hidup aman dan damai, yaitu dengan berpedoman pada Kitab-kitabnya disertai dengan pembawanya yang dikenal dan diakui umat manusia sebagai Nabi dan Rasul.
Jika dalam suatu kehidupan, sudah tidak ada lagi kepastian arah hidup dalam pelaksanaannya, maka sesugguhnya peradaban semegah apapun sama artinya tidak ada, alias pudar, sebab yang terjadi pastilah hukum alam. Yang kuat dialah yang menang, dan yang berkuasa yang sewenang-wenang. Pertanyaannya, dimana eksistensi Negara jika sudah demikian? Jawabannya adalah Negara tinggalah simbol yang  terdiri dari presiden atau kepala pemerintahan dan sebagainya. Indonesia sudah jelas dan bukan lagi rahasia umum sudah rusak dari segi penegakan hokum, karena bukan produk hukum yang tidak bagus. Tapi karena mentalitas yang sudah tidak  lagi dijadikan landasan utama dalam perekrutan oknum penegak hukum, ditambah lagi dalam penerimaan birokrasi dalam momentum otonomi daerah dimana kekuasaan didaerah mutlak ditangan kepala daerah. Maka dari itu hadirlah tatanan pemerintahan yang sudah tidak jelas lagi elasibilitas, wibawanya, dari pemerintahan yang merupakan kekuatan dan karakter serta eksistensi adanya sebuah Negara.
Jika tahun 2014 oknum pemerintah di seluruh Indonesia tidak memiliki nurani sekecilpun untuk umat manusia, maka dapat dipastikan Indonesia akan memulai kehancurannya di tahun tersebut. Hal ini jelas, rakyat tidak lagi mendapatkan kepastian hukum, ini akan menjadi petaka bagi negeri tercinta ini. Belum lagi kasus yang telah dipertontonkan oleh para pengegak hukum. Ditambah lagi kurangnya pengawasan serta mandulnya penegakan hukum dan aturan sebagai wibawa Negara dari tataran nasional sampai daerah. Apa yang membuat Negara kuat dan wewenangnya tinggi dalam lingkup pemerintahan. Jika undang-undang serta hukum sudah tidak diindahkan serta giginya tumpul. Maka itu kehancuran pasti akan muncul. Itu Karena aparat birokrasi dan penegak hukum direkrut dengan tidak procedural dan tidak profesional. Namun ini semua hanya dijadikan bahan diskusi di dalam ruangan yang apabila rapat di depan publik, teriakan demi rakyat sangat lantang. Tetapi setelah tidak dilihat oleh publik, maka teriakannya menjadi lain. Sama halnya penegakan hukum. Jika tahun 2014 tidak secepatnya berbenah maka Eksistensi Indonesia sebagai Negara akan mulai sirna seiring berjalannya waktu.
Jika banyak kalangan mengatakan bahwa Bangsa Indonesia telah melangkah maju dari orde yang sebelumnya mungkin itu juga asumsi yang benar. Tapi sesungguhnya asumsi itu mesti adanya pengkajian lebih mendalam, bukan sekedar di atas meja dan ditulis diatas kertas yang kemudian muncul diberbagai media baik tingkat nasional maupun dunia internasional.


Sabtu, 27 April 2013

Manajemen Strategi dalam Menghadapi Era Globalisasi dan Memenangkan Persaingan Pasar

A.                Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai perekonomian baru sudah merupakan mode sekarang ini. Kita mendengar bahwa pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yaitu segala sesuatu bergerak dalam hitungan detik, pasar kita diwarnai oleh persaingan yang luar biasa hebat, teknologi yang perkembangannya susah ditebak telah menantang tiap pelaku bisnis, dan dunia bisnis harus menyesuaikan diri dengan konsumen yang lebih mampu pegang peran, karena perekonomian baru didasarkan pada revolusi digital dan manajemen informasi. Informasi memiliki sejumlah sifat dapat didiferensiasikan (dibuat tampak beda) tanpa batas, disesuaikan dengan kebutuhan dan dibuat pribadi. Informasi dapat disampaikan kepada banyak orang yang berada pada jaringan internet dan dapat menjangkau mereka dengan kecepatan tinggi. Asalkan informasi tersebut merupakan konsumsi publik dan dapat diakses oleh siapapun.

            Revolusi digital telah memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ketangan konsumen dari pelaku bisnis. Pelaku bisnis dewasa ini juga memiliki serangkaian kemampuan baru seperti dapat mengoperasikan saluran informasi dan penjualan baru yang ampuh dengan jangkauan geografis yang meningkat pesat untuk menginformasikan dan mempromosikan bisnis dan produk mereka. Dengan membuat satu atau lebih situs web perusahaan dapat menyampaikan daftar produk dan jasanya, riwayatnya, filosofi bisnisnya, peluang kerjanya, dan informasi lain yang penting bagi para pengunjung. Perusahaan juga dapat mengumpulkan informasi yang lengkap dan lebih kaya tentang pasar, pelanggan, dan pesaing.perusahaan tidak hanya menemukan informasi berlimpah, perusahaan juga dapat mengadakan riset pemasaran dengan cara yang sama sekali baru dengan menggunakan internet. Perusahaan dapat berkomunikasi dua arah dengan para pelanggan dan calon pelanggan, dan transaksi secara lebih efisien.

B.                 Manajemen Strategi

Istilah strategi merupakan berasal dari bahasa Yunani yang berarti “Strategos” yang mempunyai konotasi istilah militer, yaitu penerapan taktik dalam berperang untuk mengalahkan musuh. Dengan kata lain penerapan seni dari ilmu berperang dengan mengerahkan kekuatan militer untuk mengalahkan musuh atau memperkecil efek dari kekalahan. Namun dalam era bisnis sekarang ini yaitu suatu cara, taktik bagaimana memenangkan suatu pertarungan bisnis bahkan melumpuhkan saingan-saingan bisnis lain. Strategi perusahaan pada hakekatnya adalah suatu upaya mempertahankan diri dengan membentuk keunggulan bersaing melalui berbagai cara. Manajemen strategi dapat diartikan sebagai manajemen keseluruan organisasi yang menyangkut arah perusahaan ke masa depan. Manajemen ini akan memberikan kerangka untuk manajemen operasional. Manajemen strategi berorientasi kepada lingkungan bisnis yang komplek, berpedoman pada tujuan yang jelas, dengan memanfaatkan cara atau sarana yang dikembangkan secara baik, sambil memanfaatkan kesempatan yang terbuka. Manajemen strategi bertalian dengan pengambilan keputusaan tentang strategi yang di ambil dan perencanaan bagaimana strategi tersebut akan dilaksanakan.
C.                Era Globalisasi

Globalisasi merupakan penyebaran inovasi ekonomi ke seluruh dunia serta penyesuaian-penyesuaian politis dan budaya yang menyertainya. Oleh karena itu penting sekali bagi perusahaan-perusahaan menyusun manajemen strategik menyongsong era globalisasi. Berbicara tentang perekonomian baru sudah merupakan mode sekarang ini. Kita mendengar bahwa pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yakni segala sesuatu bergerak dalam hitungan detik, pasar diwarnai dengan persaingan yang luar bisan hebat, teknologi yang perkembangannya sulit ditebak, dan dunia bisnis harus menyesuaikan diri dengan konsumen yang lebih mampu pegang peranan. Era globalisasi didasarkan pada revolusi digital dan informasi. Informasi memiliki sejumlah sifat, dapat didiferensiasikan (dibuat tampak berbeda) tanpa batas, disesuaikan dengan kebutuhan, dan dibuat pribadi. Informasi dapat disampaikan kepada banyak orang yang berbeda pada jaringan internet dan dapat menjangkau mereka dengan kecepatan tinggi. Munculnya internet telah sangat meningkatkan kemampuan perusahaan menjalankan bisnis dengan lebih cepat, lebih akurat, mencakup kisaran waktu dan ruang yang lebih luas, dengan biaya yang lebih sedikit, dan dengan kemampuan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan pelanggan dan membutuhkan tawaran menjadi lebih pribadi.

Banyak sekali perusahaan yang telah menciptakan situs web untuk menginformasikan dan mempromosikan produk dan layanan mereka. Mereka telah menciptakan internet untuk memudahkan karyawan untuk saling download dan upload informasi ke dan dari komputer induk milik perusahaan. E-commerce lebih spesifik daripada e-bisnis; artinya, selain memberikan informasi kepada pengunjung tentang perusahaan, sejarahnya, kebijakan, produk, dan peluang kerjannya, perusahaan dan situ situ menawarkan untuk melakukan transaksi atau mempermudah penjualan produk dan jasa online. Pada gilirannya E-commerce memberikan peluang munculnya e-marketing dan e-purchasing.

D.                Persaingan Pasar

Para pesaing merupakan perusahaan-perusahaan yang memuaskan kebutuhan pelanggan yang sama. Konsep persaingan pasar membuka mata perusahaan terhadap kumpulan pesaing actual dan potensial yang lebih luas. Rayport dan Jaworski mengusulkan untuk memprofilkan para pesaing langsung dan tidak langsung perusahaan tertentu dengan memetakan langkah-langkah pembelian dalam memperoleh dan menggunakan produk.

E.                 Manajemen Strategi Dalam Menghadapi Era Globalisasi

Pengendali utama perekonomian baru diantaranya teknologi, globalisasi dan deregulasi pasar. Terdapat empat pengendali utama yang melandasi perekonomian baru: digitaslisasi dan koniktivitas, disintermediasi dan reintermediasi, kustomisasi dan kustomerisasi, konvergendi industri.

1.      Digitalisasi dan konektivitas.
Dewasa ini kebanyakan peralatan dan system beroperasi dengan informasi digital yang mengubah teks, data, suara dan gambar kedalam arus nol dan satu yang dapat dikombinasikan kedalam bit dan dikirimkan dari peralatan tertentu keperalatan lain. Supaya bit bisa mengalir dari satu pealatan dan lokasi keperalatan dan lokasi lainnya, diperlukan jaringan komunikasi berkabel atau tanpa kabel. Internet “jalan raya informasi” dapat mengirim bit dengan kecepatan luar biasa dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
2.      Disintermediasi dan reintermediasi.
Kapabilitas atau kemampuan teknologi baru telah mengakibatkan ribuan wirausaha-wan meluncurkan dot-com dengan harapan menemukan peluang emas.
3.      Kustomisasi dan kustomerisasi.
Perekonomian baru didukung oleh bisnis informasi. Informasi memiliki keunggulan karena di-diferensiasi, di-kustomisasi, di-personalisasi dan disampaikan melalui jaringan kerja dengan kecepatan yang mengagumkan. Kustomisasi berarti bahwa perusahaan mampu memproduksi barang yang terdiferensiasi secara individual baik yang dipesan dengan kehadiran orang itu, melalui telepon atau online.kustomisasi perusahaan disebut kustomerisasi.
4.      Konvergensi industri.

Batasan-batasan industri semakin tidak jelas. Misalnya perusahaanperusahaan farmasi, pada suatu saat sesungguhnya adalah perusahaan kimia sekarang sudah menambah kapasitas riset bioginetik untuk menemukan obat baru, kosmetik baru dan makanan baru (bahan-bahan bergizi).

Menghadapi dunia yang tak teramalkan (unpredictable world) sangat kompleks dan penuh ketidakpastian Strategi yang dirumuskan dapat saja tidak terpakai akibat perubahan yang tak terduga. Strategi harus responsif secara cepat terhadap perubahan yang mendadak.

Beberapa manajemen strategik yang dapat digunakan perusahaan-perusahaan dalam me-nghadapi era globalisasi diantaranya adalah :
1.      Aliansi strategik global dengan lini yang luas.
Yaitu perjanjian kerjasama antara perusahaan yang bukan pesaing atau pesaing satu sama lain. Tujuannya antara lain adalah untuk: alat memasuki pasar asing, membagi beban fixed costs dan resiko pembuatan produk baru, saling melengkapi skill dan assets (distinctive competencies), mengatasi hambatan hukum dan perdagangan, memperluas lingkup operasi yang ada, mengurangi resiko dan biaya memasuki pasar baru. Dalam lingkungan global yang baru dengan persaingan yang lebih besar atas produk dan pilihan, pilihan yang semakin banyak, kemitraan bukan hanya merupakan suatu pilihan perencanaan melainkan juga kebutuhan strategis.
2.      Strategi Korporasi.
Perhatian utama setrategi korporasi ialah mengenali era bisnis di mana perusahaan harus memusatkan perhatian untuk beroperasi dan bersaing untuk maksimisasi profit dalam jangka panjang, antara lain perusahaan dapat memusatkan perhatian hanya pada satu area bisnis, keuntungan utama bila konsentrasi pada satu area bisnis ialah agar dapat memanfaatkan seluruh sumber daya untuk sukses bersaing di bisnis yang di pilih. Strategi ini terutama sesuai untuk industri yang tumbuh cepat yang membutuhkan sumber daya besar dan prospek laba besar. perusahaan dapat juga melakukan diversifikasi kebeberapa bisnis lainnya seperti halnya Rockwell Internasional (pada opening case) yang mengembangkan bisnis komponen elektronika dan otomotif.
3.      Analisis lingkungan eksternal.
Selain mengetahui peluang yang menarik di lingkungannya, unit bisnis pelu juga memiliki keahlian tertentu yang menarik dilingkungannya, unit bisnis perlu juga memiliki keahlian tertentu supaya berhasil memanfaatkan peluang tersebut. Tiap-tiap unit bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara priodik.
4.      Analisis lingkungan internal.
Lingkungan internal (Lingkungan dalam perusahaan). Analisa lingkungan internal dalam organisasi bertujuan untuk menilai atau mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing devisi seperti : Produksi, riset dan pengembangan (R & D), pemasaran, distribusi, perencanaan, keuangan, administrasi, sunber daya manusia (SDM).
5.      Strategi Tingkat bisnis.
Business level strategy adalah langkah yang ditempuh oleh para manager dalam memanfaatkan sumberdaya dan kompetensi perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif terhadap suatu persaingan didalam industri. Dasar perumusan BLS adalah kebutuhan pelanggan (apa yang diinginkan), kelompok pelanggan (siapa yang membutuhkan) dan distinctive competencies (kompetensi yang menonjol) untuk merespon kebutuhan pelanggan.
6.      Strategi Fokus
Memfokuskan pada segmen pasar tertentu; perusahaan melakukan sepesialisasi. Misalnya pasar “orang kaya”, petualang, vegetarian, mobil balap, mobil angkutan dan lain sebagainya.
7.      Strategi Internasional
Menciptakan nilai dimata internasional dengan mentransfer skill dan produk bernilai tinggi, produk yang khas dibuat di Negara asal dan di jual di Negara lain. Strategi ini hanya sesuai bila pasar asing tidak memiliki distinct competency, dan tekanan untuk reduksi harga dan respon lemah. Bila tekanan meningkat strategi ini menjadi tidak sesuai.
8.      Strategi Multidomestik
Mengupayakan respon lokal maksimal, menyesuaikan produk pada kondisi-kondisi lokal. Strategic multidomestik cenderung membentuk semua fungsi dan cenderung memiliki biaya tinggi, cocok dipakai bila ada tekanan berat untuk respon lokal tetapi tekanan reduksi biaya kecil.
9.      Restructuring strategy.
Strategi menciutkan scope perusahaan dengan meningkatkan area bisnis tertentu.
10.  Strategi Akuisi
Bila perusahaan tidak memiliki kompetensi untuk bersaing, membeli perusahaan yang sudah berada di dalam industri dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Akuisi dipandang kurang beresiko di banding internal new ventures, karena ada data kinerja perusahaan yang diakuisi. Akuisi sesuai untuk industri dimana barriers to entry sangat tinggi. Pada dasarnya semua strategi dalam dunia bisnis bertujuan untuk memenangkan bisnis dari persaingan, merebut pasar dan meningkatkan pertumbuhan.

F.      Persaingan Pasar

Dalam era globalisasi diabad 21 ini, persaingan tidak hanya tersebar luas melainkan juga bertumbuh lebih habat setiap tahun. Karena pasar telah menjadi begitu bersaing, memahami pelanggan saja sudah tidak cukup lagi. Perusahaan harus mulai memberi perhatian besar pada para pesaing mereka. Michael Porter mengidentifikasikan lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang intrinsik pasar atau segmen pasar tertentu. Lima kekuatan persaingan tersebut adalah: para pesaing industri, calon pendatang, subtitusi, pembeli, pemasok.

Lima ancaman yang ditimbulkan kekuatan tersebut adalah:
1.      Ancaman persaingan segmen yang kuat.
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika ia telah memilih pesaing yang banyak, kuat atau agresif, bahkan lebih tidak menarik jika segmen tersebut stabil atau menurun sehingga akan menjadi sangat mahal bagi perusahaan untuk bersaing.
2.      Ancaman pendatang baru
Daya tarik segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk masuk dan keluarnya. Segmen yang paling menarik adalah segmen yang memiliki hambatan untuk keluar yang rendah
3.      Acaman produk subtitusi.
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat subtitusi produk yang aktual atau potensial. Subtitusi membatasi harga dan laba.
4.      Ancaman kekuatan posisi tawar pembeli.
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar (bargaining power) yang kuat atau semakin meningkat. Kekuatan posisi tawar pembeli berkembang jika mereka menjadi lebih terkonsentrasi atau terorganisasi. Pertahanan yang lebih baik adalah mengembangkan tawaran unggul yang tidak dapat ditolak oleh para pembeli yang kuat.
5.      Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok.
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok. Para pemasok cenderung lebih kuat jika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi, terdapat sedikit subtitusi, produk yang di pasok merupakan input yang penting, biaya perpindahan pemasok yang tinggi. Pertahanan terbaik adalah membangun hubugan win-win dengan para pemasok atau memakai berbagai sumber pasokan. Agar dapat memenangkan persaingan pasar diabad 21 ini perusahaan perlu mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan kelemahan masing-masing pesaing. Menurut perusahaan konsultan Arthur D. little, perusahaan akan menduduki satu dari enam posisi persaingan di pasar sasaran.

Perusahaan-perusahaan bereaksi secara berbeda terhadap serangan pesaing. Ada yang lamban menanggapi, ada yang hanya menanggapi jenis serangan tertentu seperti potongan harga, ada lagi yang bereaksi gesit dan kuat terhadap serangan apapun. Beberapa industri ditandai oleh relative rukun di antara para pesaing, dan industri lain ditandai dengan pertempuran yang berkesinambungan. Bruce Henderson berpendapat bahwa hal itu banyak bergantung pada “ekuilibrium persaingan”industri.

Kemajuan teknologi baru dan kekuatan pasar baru menciptakan perekonomian baru, perusahaan dan pemasar perlu menambah alat dan praktik baru jika mereka mengharapkan keberhasilan. Perekonomian baru menggeser berapa praktik bisnis perekonomian lama menuju ke pengorganisasian berdasarkan segmen pelanggan (bukannya hanya berdasarkan produk), bernilai pada nilai masa hidup pelanggan (bukan pada transaksi), berfokus pada para pemercaya (dan bukan hanya pada pemegang saham), membuat semua orang melakukan pemasaran, membangun merek melalui prilaku (bukan hanya iklan), berfokus pada mempertahankan pelanggan, mengukur kepuasan pelanggan, dan menyediakan janji tetapi memberikan lebih banyak.

Sumber :

Jumat, 26 April 2013

Praktek Perdukunan di Era Globalisasi


Dukun dalam bahasa Arab disebut Kahin dan tukang ramal disebut 'Arraf. Pengertian 'Arraf (tukang ramal) merupakan orang yang mengaku mengetahui kejadian yang telah lewat, yang bisa menunjukan barang yang dicuri atau tempat hilangnya suatu barang. Pengertian Kahin (dukun) adalah: orang yang memberitakan hal-hal yang ghaib yang akan terjadi atau sesuatu yang terkandung di hati. Jadi dalam istilah kita dukun dan tukang ramal adalah orang yang mengaku mengetahui kejadian yang akan datang baik itu kabar baik atau jelek, dapat menunjukan barang yang dicuri atau tempat kehilangan suatu barang dan tahu hal-hal yang ghaib serta sesuatu yang ada dalam hati.

Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Khususnya, globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi dunia. Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi.

Dalam era globalisasi saat ini, persaingan semakin ketat baik di dalam maupun luar negeri. Kata "Dukun" sepertinya sudah tidak asing lagi didengar oleh kita. Dari kalangan atas sampai bawah pasti mengetahui atau bahkan percaya akan "kekuatan" supranatural dari seorang dukun yang pernah seseorang datangi, tidak sedikit pula yang tidak percaya akan hal-hal semacam itu.

Pada pembahasan masalah ini, apasih arti dukun atau perdukunan itu?. Menurut sejarah, dukun sama dengan dokter, psikiater, pengamat politik, pengaman kebudayaan, ahli alam dan cendekiawan zaman dahulu di Indonesia.

Dalam zaman sekarang dukun sudah di ibaratkan seperti dokter dan guru sepiritual, karena setiap mereka-mereka yang percaya pada dukun saat merasa sakit atau gagal pasti mereka akan pergi ke dukun dan meminta bantuan kepada mereka, yang kemudian si pasian akan membayar ongkos pada dukun tersebut. sedangkan perdukunan sumbernya bisa bermacam-macam, dari puasa, meditasi, bertapa atau datang sendiri (tiban) serta adanya barang-barang gaib seperti keris, permata dan sebagainya. Sukar untuk membedakan antara yang benar dan yang batal karena sama-sama mujarab atau dapat menunjukkan dan menyembuhkan segala penyakit. Seperti sulitnya membedakan antara anak hasil Nikah (benar menurut agama) dan anak hasil Zinah (salah menurut agama/suruhan setan/iblis), sehingga kelihatannya hampir sama.

Pada zaman walisongo dahulu, dukun di Indonesia jika ingin menyembuhkan atau menyelesaikan suatu permasalahan selalu bertapa/berdo'a untuk meminta petunjuk dari Tuhan, baru setelah itu berbicara atau mencoba untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Tapi kenyataannya yang terjadi saat ini adalah, bisa dilihat bahwa dukun tidak pernah meminta petunjuk Tuhan, tapi menggunakan ilmu Jin/Setan yang membuat perdukunan menjadi disalah-artikan.

Dukun dalam Islam memiliki artian orang yang mengetahui hal-hal gaib. (Mu'jam Wasith, 2/803). Dalam Syarh Shahih Muslin (5/22) Imam Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan (kahin/'arraf) adalah Orang yang mengaku mengetahui peristiwa yang akan terjadi, rahasia-rahasia gaib dan keberadaan benda-benda yang hilang atau dicuri. Maka siapa saja yang kriterianya seperti tadi, apapun lebel dan jabatannya, ia termasuk dukun yang dilaknat oleh agama Islam.

Di Negara lain pun terdapat dukun hanya namanya saja yang berbeda lebih menggunakan kata modern, mereka menyebutnya "Paranormal". Di Indonesia sendiri kini nama tersebut sudah banyak digunakan untuk "Dukun Kelas Atas" yang tidak ingin disebut sebagai "Dukun", padahal artinya sama saja, hanya namanya yang berbeda. Istilah paranormal sebenarnya berarti sesuatu yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah atau ghaib serta dapat pula disebut seseorang yang mempunyai kemampuan untuk memahami, mengetahui serta mempercayai hal-hal yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Istilah supranatural sangat erat kaitannya dengan paranormal. Yakni sebuah istilah yang berarti tidak dapat dijelaskan secara ilmiah dan rasional.

Ada 3 istilah yang memiliki konotasi yang berbeda untuk konteks yang mirip dengan dukun, paranormal dan praktisi supranatural tersebut, yaitu witch atau tukang sihir, phsychic atau cenayang dan voodoo atau dukun ilmu hitam. Dapat terlihat bahwa tidak hanya di Indonesia saja terdapat praktik perdukunan. Praktek Perdukunan seperti sudah menjadi sesuatu yang "Lazim" dan tidak dianggap tabu lagi untuk diperbincangkan bahkan dipraktikan tidak sesuai dengan ajaran yang telah ditentukan/melenceng dari arti dan fungsi sebenarnya. Praktik dukun ini dicatat dapat menghasilkan uang/pendapatan yang besarnya tidak masuk akal hanya dengan memberi pendapat/nasihat yang belum tentu benar terjadi.

Jika orang-orang di era modern yang menuju era globaliasi ini sudah tidak berfikir secara logis lagi, merekapun akan berpikiran, “Buat apa bekerja keras kalau hanya memberikan nasihat kepada orang lain sudah mendapatkan banyak uang ?” hal itulah yang harus kita hindari pada masa-masa sekarang ini, agar kita tidak terjerumus dalam hal-hal negatif tersebut.

Sumber :
http://indonesiiaku.blogspot.com/2013/04/perdukunan-dalam-era-globalisasi.html

Rabu, 10 April 2013

Contoh Program Looping For pada C++

#include<iostream.h>
#include<conio.h>
int main()
{
clrscr();
int I,J;
for (I=1;I<=6;I++)
{
    for (J=1;J<=I;J++)
{
cout<<J<<" ";
}
cout<<"\n";
}
getch();
return 0;
}
Outputnya seperti dibawah ini:


Program Menampilkan Bintang menggunakan Looping Do While pada C++

#include<iostream.h>
#include<conio.h>
int main()
{
int jumlah;
cout<<"Jumlah Bintang : ";
cin>>jumlah;
cout<<"\n";
int i=0;
int j;
do
    {
        j=0;
        do
        {
            cout<<"* ";
            j++;
        }
        while (j<=i);
        cout<<endl;
        i++;
} while (i<jumlah);
getch();
return 0;
}

Outputnya Sebagai Berikut: