Laman

Rabu, 30 September 2015

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan



B. Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
Penduduk masyarakat dan kebudayaan adalah konsep-konsep yang pertautanya satu sama lain sangat berdekatan. Demikian pula hubungan antara masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal, hubungan dua yang satu dalam arti bahwa kebudayaan merupakan hasil dari suatu  masyarakat, kebudayaan hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Tetapi juga sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan.
Kebudayaan merupakan hasil budidaya manusia, ada ayng mendefinisikan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan nilai untuk mengetur kehidupan dan selanjutnya cipta merupakan kemampuan berpikir kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.
  1. Penduduk dan Permasalahannya
Orang pertama mengemukakan teori mengenai penduduk ialah “Thomas Robert Malthus”. Dalam edisi pertamanya “Essay Population” tahun 1798. Malthus mengemukakan adanya dua persoalan pokok, yaitu bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat ditahan. Kemudian setelah Malthus mengemukakan pendapatnya, kemudian timbul bermacam-macam teori sebagai kritis atau  sebagai perbandingan atas teori Malthus.
  1. Dinamika Penduduk
Dinamika ini menunjukkan adanya faktor perubahan jumlah penduduk yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk ini dipengaruhi oleh unsur lahir, mati, datang dan pergi. Cara menghitung pertambahan penduduk :

Pertambahan penduduk = (lahir – mati) + (datang – pergi)

Pertambahan penduduk alami diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Sedangkan unsur penentu adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.
Cara menghitung dinamika penduduk Indonesia :
Pn = (1+r)n x P0
Pn = jumlah penduduk yang dicari pada tahun tertentu.
r = tingkat pertumbuhan penduduk dalam persen.
xn = jumlah dari tahun yang akan diketahui
P0 = jumlah penduduk yang diketahui apa tahun dasar.


  1. Komposisi Penduduk
Berdasarkan kompoosisinya piramida penduduk dibedakan atas :
·        Penduduk muda, yaitu penduduk dalam usia pertumbuhan
·        Bentuk piramida stasioner, keadaan penduduk muda seimbang penduduk tua
·  Penduduk tua, piramida penduduk yang menggambarkan penduduk mengalami kemunduran.
  1. Persebaran Penduduk
Kecenderungan manusia untuk memilih daerah ayng subur untuk tempat tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana. Makanya sejak masa purba daerah sangat subur selalu menjadi perebutan manusia, sehingga tidak salah lagi bahwa daerah yang subut kemungkinan terjadi kepadatan penduduk.
  1. Perkembangan dan Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari pengetahuan manusa sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan menjadi 7 unsur kebudayaan, yaitu :
1.      Unsur religi
2.      Sistem kemasyarakatan
3.      Sistem peralatan
4.      Sistem mata pencaharian
5.      Sistem bahasa
6.      Sistem pengetahuan
7.      Seni

Bertitik tolak dari sistem inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud, antara lain :
1.      Wujud sebagai suatu kompleks ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya.
2.      Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.      Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia.
  1. Kebudayaan Hindu, Budha dan Islam
a.       Kebudayaan Hindu dan Budha
Hindu masuk ke Indonesia khususnya di Jawa pada abad ke-3 dan ke-4. Sekitar abad ke-5 ajaran budha masuk ke Indonesia, khususnya pulau Jawa. Baik penganut hinduisme maupun budhisme melahirkan karya-karya busaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir maupun seni sastra.
b.      Kebudayaan Islam
Pada abad ke-15 dan ke-16, agama islam telah berkembang di indonesia, oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut walisongo. Titik sentral penyebaran agama islam pada abad itu berada di pulau Jawa. Masuknya agama islam ke Indonesia, teristimewa ke pulau Jawa berlangsung dalam suasana damai, sebab Islam masuk ke Indonesia tidak dengan paksaan, melainkan dengan cara baik-baik. Disamping itu disebabkan sikap toleransi yang dimiliki bangsa Indonesia.
  1. Kebudayaan Barat
Awal kebudayaan barat masuk ke negara tercinta ini ketika kaum penjajah menggedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialisme Belanda. Dipusat kekuasaan Belanda muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Dalam kurun waktu itu juga di kota-kota pusat pemerintahan Belanda Berkembang dua lapisan sosial. Yaitu kaum buruh dan kaum pegawai.
Pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk kedalam kebudayaan Indonesia, ialah agama Katolik dan agama Kristen Protestan. Agama-agama  tersebut biasanya disiarkan dengen sengaja oleh organisasi-organisasi penyiaran agama yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran dilakukan terutama di daerah-daerah dengan penduduk yang belum pernah mengalamu pengaruh agama hindu, budha atau islam.
  1. Kebudayaan dan Kepribadian
Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai dan sistem kaidah sebagai konkretisasinya. Nilai dan sistem kaidah berisikan harapan-harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas. Suatu kaidah misalnya kaidah hukum memberikan batas-batas pada perilaku seseorang. Batas-batas tersebut menjadi suatu “aturan permainan” dalam pergaulan hidup.
Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai hukum adat. Diluar itu ciri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakat/bangsa, juga tercermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari.
  1. Pranata Sosial dan Institusional
Untuk menjaga agar hubungan antara anggota masyarakat dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka didalam masyarakat dibedakan adanya :
-         Cara atau “usage” kelaziman atau “folkways”
-         Tata kelakuan atau “mores”
-         Adat istiadat “costom”
Usage menunjukkan pada suatu bentuk perbuatan, kekuatan mengikatnya sangat lemah bila dibandingkan dengan folkways. Usage lebih menonjol didalam hubungan antar individu didalam masyarakat.
Folkways diartikan sebagai perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama, yang diikutinya kurang berdasarkan pemikiran dan mendasarkan pada kebiasaan atau tradisi yang diterjemahkan dengan kelainan atau kebiasaan.
Dr. Koentjaraningrat membagi lembaga sosial/pranata-pranata kemasyarakatan menjadi 8 macam yaitu:
a.       Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan atau domestic institutions
b.      Pranata yang bertujuan memenuhi kebutujan manusia untuk mata pencaharian hidup (economic institutions)
c.       Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institution)
d.      Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan (educational institution)
e.       Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutujan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan reaksi (aesthetic anda recreational institutions)
f.        Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara (political institutions)
g.       Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia (cosmetic institutions).


Sebelumnya . . . .
Sumber : Mata kuliah Ilmu Sosial Dasar Filkom Universitas Gunadarma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar